Inga Duncan Thornell memutuskan menghiasi dadanya dengan tato setelah
menjalani pengangkatan kedua payudara akibat kanker. Tato tersebut
kemudian difoto dan diabadikan dalam sebuah buku berjudul 'Bodies of
Subversion: A Secret History of Women and Tattoo'.
Lee Roller
yang bekerja di Custom Tattoo Design pun berinisiatif memposting foto
tersebut ke Facebook sebagai kampanye breast cancer awareness. Namun
foto tidak bertahan lama karena pihak Facebook menghapusnya dengan
alasan pelanggaran aturan tentang konten yang seronok.
Tidak
terima, Lee memposting ulang beberapa kali dan berulang kali juga foto
Inga di-remove. Sebagai bentuk protes, Lee kembali memposting foto
tersebut dan meminta para pengguna akun Facebook untuk mendukung
kampanye kanker payudara dengan memberikan 'like' dan membantu
menyebarkannya.
Tindakan Lee akhirnya mendapat respon positif dan
sampai saat ini, foto tersebut telah mengantongi 145.385 Likes, 17.683
komentar dan di-share sebanyak 119.150 kali. Sebagian besar pendukung
memprotes dan mengungkapkan kemarahan atas apa yang dilakukan Facebook.
Salah
satu user berkomentar, "Aku tidak terlalu suka tato, tapi aku harus
bilang (tindakan penghapusan) ini sangat menyinggung perasaan. Siapapun
yang bilang (ini porno) berarti dia buta, sexist, tidak peduli dan
berpikiran sempit."
Lee mengungkapkan kalau dirinya sudah
dihubungi oleh banyak wanita yang ingin ditato dengan desain yang sama.
Ia pun bangga karena langkahnya tersebut mendapat dukungan yang cukup
kuat.
"Sangat menyenangkan bagi perusahaan kami bisa mendukung
sesuatu yang begitu kuat," ujarnya, seperti dikutip dari Daily Mail.
Melihat protes dari pendukung yang cukup banyak, Facebook akhirnya
menyatakan bahwa foto tersebut tidak akan dihapus lagi.
Sementara
itu Inga, wanita pemilik tato yang diperdebatkan diketahui menato
dadanya pada seniman tato Tina Baforo di Seattle. Dalam blog-nya, Inga
mengungkapkan tato tersebut baru sempurna setelah 2,5 tahun dikerjakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar